Afiyah Tour & Travel Umroh

tata Cara Pelaksanaan Umrah

27 Tata Cara Pelaksanaan Umrah Sesuai Sunnah Rasulullah : Dari Niat Hingga Tahallul

Pelajari tata cara pelaksanaan umrah secara lengkap dan praktis mulai dari niat ihram, thawaf, sa’i, hingga tahallul. Panduan sesuai sunnah Nabi ﷺ, cocok untuk pemula yang ingin memahami ibadah umrah dengan mudah.

Setiap Muslim pasti punya impian untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci, bukan? Menatap Ka’bah dengan mata kepala sendiri, menangis dalam sujud di Masjidil Haram, dan merasakan getaran hati saat melafalkan talbiyah bersama jutaan jamaah. Itulah momen yang sering jadi harapan seumur hidup—dan Umrah adalah salah satu jalan mewujudkannya.

Kalau boleh jujur, salah satu momen paling menggetarkan dalam hidup saya adalah ketika pertama kali mengucap “Labbaik Allahumma Umrah” di miqat. Rasanya campur aduk—antara deg-degan, bahagia, takut salah, dan… jujur, agak bingung juga. Soalnya sebelum berangkat, saya sempat panik baca-baca artikel tentang tata cara umrah, tapi malah makin pusing karena semuanya terasa kayak manual kuliah syariah.

Makanya, di tulisan ini saya ingin berbagi ke Kamu, dengan cara yang lebih santai dan bisa Kamu cerna dengan tenang. Bukan cuma panduan umrah biasa, tapi juga kisah dari sudut pandang orang yang pernah kebingungan, capek antri wudhu, dan sempat lupa jumlah putaran thawaf—yaitu saya sendiri.

Mulai dari niat umrah dan artinya, sampai bagaimana cara mencukur rambut pas tahallul, tulisan ini akan membimbing Kamu lewat setiap langkah. Kita akan bahas manasik umrah satu per satu, lengkap dengan bacaan dalam umrah, doa-doa, bahkan larangan saat umrah yang sering nggak disadari. Saya juga sempat iseng mencatat—”berapa kali putaran tawaf?”, “apa bedanya haji dan umrah?”, sampai “boleh nggak sih pakai skincare pas ihram?” (Nggak boleh, ya…).

Dan tenang, tulisan ini bukan cuma teori. Saya buat sepraktis mungkin, kayak infografis tata cara umrah tapi dalam bentuk cerita hidup. Siap? Yuk, kita mulai dari awal perjalanan suci ini.

1. Persiapan Sebelum Berangkat

Sebelum bicara tentang thawaf atau sa’i, hal pertama yang harus Kamu pastikan adalah: siap gak hati dan fisikmu? Umrah itu ibadah yang indah, tapi juga menuntut stamina, kesabaran, dan niat yang lurus.

Cek dulu dokumenmu: paspor masih berlaku, visa umrah sudah keluar, tiket sudah di tangan, dan jangan lupa salin dokumen penting buat jaga-jaga. Kalau perlu, kirim juga ke email sendiri—lebih aman.

Vaksin meningitis? Wajib. Di bandara nanti akan dicek. Terus, siapin perlengkapan pribadi: obat-obatan, sandal nyaman, peniti, kantong sandal, bahkan tisu basah juga sangat membantu.

Untuk pakaian, laki-laki pakai dua lembar kain putih tanpa jahitan. Perempuan? Cukup dengan busana muslimah yang menutup aurat, tanpa cadar dan tanpa sarung tangan. Dan, jangan lupakan mandi junub sebelum ihram, memakai wangi-wangian, dan siap untuk memakai ihram di miqat.

Saya pribadi, sebelum berangkat, banyak baca buku fiqih ringan dan nonton video tata cara umrah. Bukan karena sok alim, tapi biar gak bingung dan bisa ibadah dengan khusyuk. Apalagi kalau Kamu berangkat bareng keluarga, jangan sampai jadi “team leader” yang malah tersesat duluan, ya.

2. Pakaian Ihram

irham haji

Waktu pertama kali saya memakai kain ihram, jujur agak kagok. Kain yang tanpa jahitan ini harus diikat sendiri, dan percayalah… kalau Kamu salah ikat, bisa-bisa jalan lima langkah langsung melorot (true story, teman saya kena).

Untuk laki-laki, pakaian ihram terdiri dari dua kain: satu untuk menutup badan bagian bawah (izar), dan satu lagi untuk bagian atas (rida’). Gak boleh pakai baju dalam, ikat pinggang biasa, atau kaus kaki.

Perempuan, tetap pakai pakaian syar’i biasa. Yang penting tidak ketat, tidak transparan, dan tidak memakai cadar serta sarung tangan, karena itu termasuk larangan saat ihram. Pilih busana yang nyaman karena cuaca di sana bisa sangat panas atau tiba-tiba dingin kalau malam.

Yang paling penting adalah: niatkan bahwa ini bukan sekadar pakaian, tapi simbol kesetaraan, kerendahan hati, dan kesiapan untuk berserah diri sepenuhnya kepada Allah.

3. Niat Umrah di Miqat

Begitu mendekati miqat, biasanya dalam perjalanan menuju Makkah, pembimbing rombongan akan mengingatkan untuk bersiap. Di sinilah momen yang sangat penting: melafadzkan niat umrah.

Kamu bisa niat dengan lafadz:

“Labbaik Allahumma ‘Umratan.”
Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, untuk melaksanakan umrah.”

Lokasi miqat berbeda-beda tergantung dari arah mana Kamu datang. Kalau dari Jeddah atau Madinah, biasanya akan melewati Bir Ali (Dzul Hulaifah). Di sinilah Kamu mulai masuk status ihram dan ibadah umrah resmi dimulai.

Setelah niat, jangan lupa langsung baca talbiyah:

“Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik…”

Kalau Kamu sudah niat dan melafalkannya, maka sejak saat itu berlakulah semua aturan ihram—termasuk larangan-larangan yang harus dijaga.

4. Jika Sakit atau Ada Halangan

Ada kalanya kondisi tubuh tidak memungkinkan. Misalnya, Kamu sedang sakit saat di miqat, atau khawatir tidak bisa menyelesaikan umrah karena sebab tertentu. Dalam kondisi seperti ini, boleh menambahkan syarat dalam niat.

اللَّهُمَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي

Allahumma mahilli haitsu habastani

(Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku).

Ini bentuk keringanan dari syariat untuk mereka yang ragu bisa menyempurnakan ibadahnya. Dalam fikih, ini dikenal sebagai tahallul darurat, dan tidak terkena dam jika umrah tidak bisa dilanjutkan karena alasan syar’i.

5. Waktu Shalat

Waktu yang ideal untuk memakai ihram adalah setelah shalat wajib, misalnya shalat Dzhuhur atau Ashar. Ini juga sunnah dari Rasulullah SAW. Jadi, shalat dulu sebelum niat, lalu pakai ihram.

Jika Kamu niat ihram setelah shalat, maka niatnya lebih kuat karena berbarengan dengan ibadah besar lainnya.

6. Perbanyak Talbiyah

Begitu Kamu masuk status ihram, talbiyah seakan menjadi kegiatan harian:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَك لَبَّيْكَ ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَك وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَك

Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”. (Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,  aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu).

Baca terus sepanjang perjalanan ke Makkah sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi perempuan. Ini bukan hanya bacaan, tapi bentuk kerinduan seorang hamba kepada Tuhannya.

Talbiyah ini adalah dzikir perjalanan umrah. Dan menurut ulama, Malaikat akan menyaksikan dan mencatat setiap lafadznya.

Dalil Hadits Soal Perbanyak membaca Talbiyah:

Dari Khallad bin As-Saa-ib, dari ayahnya,

وَعَنْ خَلَّادِ بْنِ اَلسَّائِبِ عَنْ أَبِيهِ ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ ( قَالَ: { أَتَانِي جِبْرِيلُ, فَأَمَرَنِي أَنْ آمُرَأَصْحَابِي أَنْ يَرْفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالْإِهْلَالِ } رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ، وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّانَ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jibril datang kepadaku, lalu memerintahkanku agar aku menyuruh sahabat-sahabatku mengeraskan suara mereka dengan bacaan talbiyah.” (Diriwayatkan oleh Imam yang lima. Hadits ini sahih menurut Tirmidzi dan Ibnu Hibban). [HR. Abu Daud, no. 1814; Tirmidzi, no. 829; An-Nasai, 5:162; Ibnu Majah, no. 2922; Ahmad, 27:89-90; Ibnu Hibban, no. 3791].

7. Mandi Sebelum Masuk Makkah

Sebelum masuk kota Makkah, disunnahkan untuk mandi. Tujuannya bukan hanya agar badan segar, tapi juga karena ini bagian dari adab memasuki tanah suci.

Saya waktu itu mandi di hotel transit sebelum masuk kota. Rasanya seperti bersiap menyambut pertemuan penting. Jangan lupa niat, dan gunakan kesempatan ini untuk menata hati dan menenangkan pikiran.

8. Masuk Masjidil Haram

Saat kaki melangkah ke Masjidil Haram, ada rasa yang sulit digambarkan. Hati seperti ditarik lembut, mata tak berkedip melihat Ka’bah berdiri di tengah lautan manusia.

Baca doa masuk masjid:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Allahummaf-tahlii abwaaba rohmatik

(Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu)

Lalu masuk dengan hati penuh hormat (dengan mendahulukan kaki kanan ya guys), jangan main HP dulu, jangan sibuk selfie. Fokus ke tujuan utama: bertemu Allah dalam rumah-Nya.

9. Mulai dari Hajar Aswad

hajar aswad

Langkah awal thawaf adalah berdiri sejajar dengan Hajar Aswad. Di sinilah Kamu memulai putaran mengelilingi Ka’bah. Sunnahnya, kalau memungkinkan, mencium Hajar Aswad. Tapi kalau situasinya seperti biasanya (baca: padat banget), cukup berisyarat dengan tangan kanan sambil membaca:

“Bismillahi Allahu Akbar.”

Saya waktu itu cuma bisa melambaikan tangan dari jauh sambil senyum. Lagian, lebih baik jaga keselamatan dan kekhusyukan daripada maksa, kan?

10. Thawaf 7 Putaran

Thawaf dilakukan 7 putaran penuh, berlawanan arah jarum jam, dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di tempat yang sama. Laki-laki disunnahkan berlari kecil (raml) di tiga putaran pertama—kalau memungkinkan. Sisanya berjalan biasa.

Setiap putaran bisa diisi dengan doa bebas, zikir, atau bahkan diam merenung. Yang penting, hati tersambung ke Allah. Dan jangan khawatir soal jumlah putaran—saya juga sempat ngulang satu karena lupa putaran ke berapa. Mending aman daripada nekat.

11. Usap Rukun Yamani

Kalau memungkinkan, usap Rukun Yamani—sudut Ka’bah sebelum Hajar Aswad. Tapi tidak perlu dicium atau dicari-cari kalau sulit. Cukup lewatkan dengan tenang.

Kata pembimbing saya waktu itu, “Jangan ganggu orang demi usap batu. Ka’bah itu untuk menyatukan hati, bukan menyikut jamaah.”

12. Doa Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad

Antara dua sudut itu, Rasulullah SAW biasa membaca doa yang sangat indah:

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar

(Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)

Kamu bisa ulang-ulang doa ini di setiap putaran. Atau kombinasikan dengan doa-doa pribadi. Umrah adalah saat terbaik untuk curhat kepada Allah, sepenuh hati.

13. Bacaan Bebas Saat Thawaf

Tak ada bacaan wajib yang harus dihafal dalam thawaf, jadi silakan isi thawaf dengan bacaan Qur’an, doa pribadi, atau zikir-zikir sederhana. Yang penting, jangan sibuk nge-vlog ya 😅

Saya sendiri waktu itu membawa buku kecil berisi doa-doa pendek. Tapi akhirnya lebih banyak menangis dalam diam. Karena rasa haru melihat Ka’bah dari dekat lebih menggetarkan dari kata-kata.

14. Menuju Maqam Ibrahim

Setelah thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu menuju ke makam Ibrahim sambil membaca,

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla

(Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat) (QS. Al Baqarah: 125).

15. Shalat di Belakang Maqam Ibrahim

Setelah selesai thawaf, shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Kalau penuh, boleh juga shalat di tempat lain di dalam Masjidil Haram.

Biasanya saya baca:

  • Rakaat pertama: Surat Al-Kafirun
  • Rakaat kedua: Surat Al-Ikhlas

Jangan lupa berdoa juga setelah shalat. Momen ini sangat kuat secara keutamaan.

Yang dimaksud Maqam Ibrahim, yaitu tempat berdiri Nabi Ibrahim ‘alaihis salam ketika membangun Ka’bah, bukan kuburan beliau. Shalat di belakang Maqam Ibrahim jika kondisinya memungkinkan. Adapun jika tidak memungkinkan karena dipadati oleh orang-orang yan thawaf atau yang mengerjakan shalat, maka boleh shalat di tempat mana pun di dalam Masjidil Haram.

Dalil Hadits Soal Shalat di Belakang Maqam Ibrahim:

Dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu yang amat panjang disebutkan,

فجعل المقام بينه وبين البيت [ فصلى ركعتين : هق حم ] فكان يقرأ في الركعتين : ( قل هو الله أحد ) و ( قل يا أيها الكافرون ) ( وفي رواية : ( قل يا أيها الكافرون ) و ( قل هو الله أحد

Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan maqom Ibrahim antara dirinya dan Ka’bah, lalu beliau laksanakan shalat dua raka’at. Dalam dua raka’at tersebut, beliau membaca Qulhuwallahu ahad (surat Al Ikhlas) dan Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun). Dalam riwayat yang lain dikatakan, beliau membaca Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun) dan Qulhuwallahu ahad (surat Al Ikhlas).” (Disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal. 56).

16. Minum Air Zam-Zam

Lanjutkan Sunnah Rasulullah dengan minum dan menyirami kepala dengan air zam-zam setelah Shalat

Kalau saya, nambah dua gelas lagi karena haus banget, hehe. Tapi serius, minum zam-zam itu terasa beda—segar dan penuh keberkahan.

Dalil Hadits Soal Minum Air Zam-Zam:

Dalam sebuah hadits shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut air_zam-zam,

إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ

Sesungguhnya air zam-zam adalah air yang diberkahi, air tersebut adalah makanan yang mengenyangkan. HR. Muslim dalam Kitab Keutamaan Para Sahabat, Bab Keutamaan Abu Dzar, no. 4520.

Ditambahkan dalam riwayat Abu Daud (Ath Thoyalisiy) dengan sanad jayyid (bagus) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

وَشِفَاءُ سُقْمٍ

Air zam-zam adalah obat dari rasa sakit (obat penyakit). HR. Abu Daud Ath Thoyalisiy dalam musnadnya no. 459. Dikeluarkan pula oleh Al Haitsamiy dalam Majma’ Az Zawa-id, 3/286 dan Al Hindiy dalam Kanzul ‘Ummal, 12/34769, 3480.

17. Kembali ke Hajar Aswad

Sebagai penutup thawaf, kembali lagi ke Hajar Aswad dan jika bisa, beri isyarat terakhir. Ini menandai selesainya thawaf dan kita siap lanjut ke bagian berikutnya: Sa’i.

18. Sa’i : Bolak-Balik dari Shafa ke Marwah 7 Putaran

safa marwa

Setelah menyelesaikan thawaf dan shalat sunnah di belakang Maqam Ibrahim, serta meminum air zam-zam, jamaah langsung melanjutkan ibadah sa’i. Ibadah ini dilakukan dengan berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara Bukit Shafa dan Marwah, yang berada di dalam Masjidil Haram.

19. Menuju Bukit Shafa

Sa’i dimulai dari Bukit Shafa. Jangan lupa membaca ayat:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ

Innash shafaa wal marwata min sya’airillah”  

(Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah) (QS. Al Baqarah: 158).

Lalu mengucapkan,

نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ

Nabda-u bimaa bada-allah bih”.

Kemudian naik ke bukit, lihat Ka’bah, angkat tangan, dan berdoa sebanyak-banyaknya. Ini momen luar biasa. Bayangkan Hajar, ibunda Nabi Ismail, berlari-lari mencari air untuk anaknya. Sebuah keteguhan yang dijadikan syiar ibadah.

20. Dzikir di Bukit Shafa

Sunnahnya adalah membaca:


لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ

“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. (3x)

Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.

HR. Muslim no. 1218.

Sambil berdzikir dan berdoa, sebutkan semua hajatmu di sini. Jangan terburu-buru. Ini waktu pribadi Kamu dengan Allah.

Bacaan ini diulang tiga kali dan berdoa di antara pengulangan-pengulangan itu dengan do’a apa saja yang dikehendaki.

Baca Juga :

21. Memulai dari Bukit Shafa ke Marwah

Setelah membaca doa dan dzikir di atas Bukit Shafa (lihat poin 19–20), jamaah mulai berjalan menuju Bukit Marwah. Perjalanan ini disebut sebagai satu putaran.

  • Putaran pertama: Shafa ➝ Marwah
  • Putaran kedua: Marwah ➝ Shafa
  • Dan seterusnya hingga genap 7 kali, dengan akhir di Bukit Marwah.

📌 Catatan: Setiap perjalanan (Shafa ke Marwah = 1 putaran, bukan bolak-balik dihitung 1)

22. Berlari Kecil di Antara Dua Lampu Hijau

Saat perjalanan dari Shafa ke Marwah (dan sebaliknya), kamu akan melihat dua lampu hijau di dinding Mas’a. Di antara dua tanda hijau ini, laki-laki disunnahkan untuk berlari kecil dengan semangat sebagai bentuk meneladani perjuangan Siti Hajar yang mencari air untuk Nabi Ismail.

  • Laki-laki: Berlari kecil di area ini.
  • Perempuan: Tidak dianjurkan berlari; cukup berjalan biasa.

🟢🟢 Area lampu hijau ini menandakan tempat Siti Hajar berlari dalam pencariannya.

23. Tiba di Bukit Marwah

Setelah mencapai Marwah:

  • Naik ke bukit jika memungkinkan.
  • Menghadap ke arah Ka’bah (meskipun tak selalu terlihat).
  • Ucapkan takbir, dzikir, dan doa sebagaimana yang dibaca saat di Bukit Shafa:
    • “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…”
    • Kalimat tauhid: “Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah…”

🧕 Wanita dan orang yang lelah boleh berdzikir sambil duduk jika tak sanggup berdiri.

24. Kembali ke Shafa untuk Putaran Berikutnya

Setelah menyelesaikan doa dan dzikir di Marwah:

  • Turun dan kembali menuju Shafa.
  • Di sepanjang perjalanan:
    • Laki-laki kembali berlari kecil di area dua lampu hijau.
    • Di luar area itu, berjalan biasa.
  • Naik ke Bukit Shafa dan ulangi dzikir seperti sebelumnya.

💡 Ulangi proses ini hingga total 7 kali putaran.

25. Menyelesaikan Sa’i

Setelah menyelesaikan putaran ketujuh (yang berakhir di Marwah), maka:

  • Sa’i umrah dinyatakan selesai.
  • Tidak ada bacaan penutup khusus, tapi kamu boleh berdoa sepuasnya.

🌟 Sa’i merupakan ibadah penuh makna perjuangan, mengingatkan kita akan ikhtiar dan tawakalnya Siti Hajar. Karena itu, dianjurkan untuk melakukannya dengan penuh kekhusyukan dan niat tulus kepada Allah.

Ketika sa’i, tidak ada dzikir-dzikir tertentu, maka boleh berdzikir, berdo’a, atau membaca bacaan-bacaan yang dikehendaki.

Jika membaca do’a ini:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ

Allahummaghfirli warham wa antal a’azzul akrom” (Ya Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah), tidaklah mengapa  karena telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya mereka membacanya ketika sa’i.

26. Tahallul

Setelah sa’i selesai, tibalah waktunya untuk tahallul. Laki-laki disunnahkan mencukur habis rambut (gundul lebih utama), sedangkan wanita cukup memotong sedikit rambut (sekitar satu ruas jari).

Dengan tahallul ini, berakhirlah status ihram, dan Kamu kembali ke keadaan semula—halal melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang.

Saya waktu itu cukur di dekat hotel. Rasanya ringan banget, bukan cuma kepala, tapi hati juga.

27. Umrah Selesai

Alhamdulillah, setelah semua rangkaian selesai, maka umrah Kamu sah dan sempurna. Semua larangan ihram telah gugur, dan Kamu sudah kembali ke keadaan halal. Saat ini biasanya perasaan yang muncul adalah… lega, syukur, dan ingin melakukannya lagi suatu hari nanti.

Dan percayalah, pengalaman ini akan Kamu kenang seumur hidup dan InsyaAllah Ibadah Umrah kita diterima Allah Ta’ala aamiin.

Ajak Ibadah Umroh dengan orang yang Kamu Sayang, Bersama Afiyah Tour & Travel

Kamu sudah tahu sekarang, bahwa umrah bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan jiwa. Dan tentu, untuk ibadah sepenting ini, Kamu butuh bimbingan yang amanah, terpercaya, dan berpengalaman.

Makanya, saya sangat merekomendasikan Kamu untuk berangkat bersama Afiyah Tour & Travel. Mereka bukan cuma menyediakan paket umrah murah dan lengkap dari Jakarta, tapi juga pembimbing yang sabar, pelayanan yang ramah, dan itinerary yang sesuai sunnah.

Jadi…
📿 Sudah siap jadi tamu Allah dengan tenang dan yakin?
📦 Cek paket-paket umrah Afiyah sekarang. Jangan tunda niat baikmu.

Afiyah Tour & Travel – Melayani dengan Hati, Mengantarkanmu Menuju Baitullah.

Travel Umroh Plus

Paket Liburan

📌 Segera daftar dan jadikan Umrah tahun ini lebih bermakna!
📞 Hubungi kami: 0821-2828-3722
🌐 Website resmi: https://afiyahtour.id
📍 Kantor: CEO Building 6th Floor Jl. TB Simatupang No.18C, RT.7/RW.9, West Cilandak, Cilandak, South Jakarta City, Jakarta 12430
📩 Email: [email protected]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat us
Scroll to Top